Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Qasidah Munajat Al Imam Al Quthb Habib Abdullah Al Haddad

Ya Rasulallah . . .

Al Imam Habib Muhammad bin Abdullah Al Haddar (Mertua sekaligus guru dari Habib Umar BSA)

AL IMAM AL HABIB MUHAMMAD BIN ‘ABDULLAH AL HADDAR ( Sang pendiri Ribath )


Nasab BeliauAl Habib Muhammad bin 'Abdullah Al Haddar bin Syech bin Muhsin bin Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali bin Sholeh bin Ahmad bin Syeikh Abu Bakar bin Salim,hingga terus bersambung kepada Baginda Rosulullah Saw. 

Habib Muhammad lahir di desa `Azzah dekat kota Al Bayda di Utara Yaman pada tahun 1340 H (1921 M). Ayah beliau adalah ‘Abdullah danKakek beliau adalah Muhsin, Ibu beliau adalah Nur binti `Abdullah Ba Sahi, seorang wanita yang sangat sholihah yang dikenal karena amal dan ibadahnya. Ibu beliau sangatlah pemurah hingga sering membantu orang-orang kelaparan, terutama pada saat bencana kelaparan di Yaman selama Perang Dunia Kedua. Pada masa kecil Habib Muhammad belajar Al Qur'an dan ilmu-ilmu dasar agama dari ayah Beliau dan para ‘ulama Al Bayda. Di salah satu malam terakhir bulan Ramadhan waktu di masjid beliau menyaksikan cahaya yang cemerlang. Yang mana itu ternyata adalah Lailatul Qodar.

Rasa haus akan pengetahuan kemudian membuat Beliau mencoba untuk melakukan perjalanan ke Tarim pada usia 17 tahun. Setelah perjalanan dengan perahu layar dari Aden dengan Al-Mukalla Beliau tidak dapat pergi lebih jauh karena pertikaian politik dan dengan demikian kembali ke rumah. Tidak mundur, Beliau kemudian melanjutkan perjalanan melalui darat. Beliau di temani Ayahnya dalam perjalan. Ketika tiba saatnya bagi mereka untuk berpisah ayahnya menghadapi kiblat dengan berlinang air mata dan berkata: "Ya Allah orang yang mengirim anak-anak mereka ke Amerika dan tempat-tempat lain untuk mendapatkan mereka uang dan saya mengirim dia untuk belajar sehingga memberinya membuka dan membuat dia salah seorang ulama yang bertindak sesuai dengan pengetahuan mereka "Meskipun hampir mati kehausan di jalan pegunungan antara Seiwun dan Tarim dia akhirnya tiba dengan selamat di Tarim, dan langsung menuju Ribat terkenal, di mana ia bertemu. oleh Syeikh nya, Habib `Abdullah bin` Umar Assyathiri.

Habib Muhammad menghabiskan 4 tahun di Ribat dalam mengejar pengetahuan. Usaha beliau sangat gigih. Beliau akan mempersiapkan setiap pelajaran dengan membaca materi subjek setidaknya delapan belas kali dan hanya akan tidur sekitar dua jam di siang dan malam. Habib `Abdullah mengakui kemampuannya dan memberinya perhatian khusus dan tanggung jawab, meninggalkan Ribat di tangannya ketika ia meninggalkan Tarim. Beliau telah belajar dengan ‘Ulama –ulama yang masyhur di antaranya Habib `Alwy bin 'Abdullah Shihabuddin, Habib Ja'far bin Ahmad Al 'Aydarus dan Syeikh Mahfudz bin Salim Al Zubaydi. Setelah kematian Habib `Abdullah di 1361 H(1941 M) Habib Muhammad kembali kerumah, hatinya penuh dengan keinginan untuk menyebarkan pengetahuan dan membatu orang-orang menuju Allah. Pada 1362 H (1942 M) Beliau mendirikan sebuah madrasah di tempat kelahirannya `Azzah. Beliau juga termasuk berjasa dalam penyelesaian konflik suku pada waktu itu

Beliau melakukan perjalanan dengan berjalan kaki untuk melakukan haji pada tahun 1365 H (1945 M). Setelah kembali, Beliau menghabiskan beberapa waktu di Ta `Izz belajar dengan Habib Ibrahim bin 'Aqil bin Yahya. Pada 1375 H (1955 M) Beliau melakukan haji untuk kedua kalinya dan setelahnya beliau selalu menyempatkan untuk ber haji tiap tahunnya.

Beliau mengambil ilmu dari para ‘ulama Hijaz, di antaranya Sayyid `Alwy bin 'Abbas Al-Maliki Al-Hasani.
Pada 1370 H(1950 M) Beliau pergi ke Somalia dan menjadi imam Masjid Mirwas di Mogadishu. Beliau menetap disana selama satu tahun setengah. Dia mengajar terus-menerus dan mengawasi pembentukan Ribat di kota Bidua. Di sinilah beliau bertemu seorang Guru Besar yaitu, Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad.

Habib Muhammad sudah lama ingin mendirikan Ribat di kota Al-Bayda. Beliau mencari dukungan keuangan di Aden dan Ethiopia dan konstruksi awal telah selesai pada tahun 1380 H(1960 M).Beliau meminta agar Habib Muhammad bin Salim bin Hafiz mengirim seseorang dari Tarim .Pada saat itu Habib Zein bin Ibrahim bin Sumith yang dipilih Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz untuk menjadi guru di Ribat dan menetap di Al-Bayda sekitar 20 tahun. Pada 1402 H(1981 M) Habib ‘Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz meninggalkan Hadramaut bermasalah dan datang ke Al-Bayda. Beliau menghabiskan 10 tahun mengambil pengetahuan dari Habib Muhammad Al Haddar, dan Habib ‘Umar pun menikahi putrinya Habib Muhammad Al Haddar. Habib ‘Umar juga mengajar di Ribat.

Habib Muhammad salalu setia dalam oposisinya terhadap pemerintah sosialis yang berkuasa di Yaman Selatan tahun 1387 H(1967 M). Hal ini menyebabkan Beliau dipenjara di Al-Mukalla dalam kunjungan ke Hadramaut pada tahun 1390 H(1970 M). Di dalam penjara pun beliau tak pernah putus dalam mengajar hingga narapida pun diberikan Beliau ilmu.Beliau pada akhirnya di bebaskan melalui perantara dari Habib ‘Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf dan Habib Ja'far Al-'Aydrus, Dan Beliaupun kembali ke Al-Bayda, setelah berterima kasih kepada mereka atas usaha mereka dan memperingatkan para ulama dari Tarim dan Seiwun dari bahaya yang tersisa di Hadramaut.

Pada 1395 H(1974 M) Beliau pergi ke Kepulauan Comoros untuk mengunjungi Imam besar Habib ‘Umar bin Ahmad bin Sumith dan kemudian ke Kenya untuk mengunjungi Habib Ahmad Masyhur Al-Haddad. Habib Muhammad telah membentuk ikatan yang erat dengan Habib ‘Abdul Qodir Assegaf dan mereka bepergian bersama ke Irak dan Suriah pada 1396 H(1975 M). Habib ‘Abdul Qodir juga dua kali mengunjungi Al-Bayda dan Ribat Habib Muhammad. Habib Muhammad sangat menghormati gerakan Tabligh dan di tahun1402 H(1981 M) ia menuju ke Pakistan, Bangladesh, Thailand dan Malaysia untuk mengunjungi ulama gerakan itu dan menghadiri pertemuan mereka.

Di antara kitab yang beliau ajarkan adalah Shohih Al-Bukhari, 'Ihya' Ulumuddin, As-Shifa dan Minhajut-Tholibin karangan Imam Nawawi.

Dia mengumpulkan sejumlah koleksi dari adhkar untuk dibaca pada siang hari dan malam (al-Fawa'id al-Ithna `Ashar, Nashi'at al-Layl) dan di perjalanan (Jawahir al-Jawahir). Para adhkar banyak dibaca hingga sekarang di Darul-Musthofa. Dia juga menyusun koleksi ahdkar dan Duas untuk Ramadhan (al-Nafahat al-Ramadaniyya) dan untuk Haji (Miftah al-Haji). Dia menulis sebuah risalah tentang pencapaian akhlak mulia (al-`Ajalat Sibaq), risalah tentang kinerja haji (Risalat al-Hajj al-Mabrur) dan dikompilasi pilihan hadis berjudul al-Shifa Saqim. Habib Muhammad menderita sakit keras selama bertahun-tahun dan hingga menjelang akhir hidupnya Beliau masih sempat pindah ke Mekkah a. Kata-kata terakhir Beliau yang sering beliau lafadzkan tiap hari pada masa akhir hidupnya:

لا إِلَهَ إِلاّ الله أَفْنِي بِها عُمْري
لا إِلَهَ إِلاّ الله أَدْخُل بِها قَبْري
لا إِلَهَ إِلاّ الله أَخْلو بِها وَحْدي
لا إِلَهَ إِلاّ الله أَلْقى بِها رَبِّي

la ilaha ill'Allah - dengan itu aku mengakhiri hidupku

la ilaha ill'Allah - dengan itu saya masukkan kuburku

la ilaha ill'Allah - dengan itu saja saya memisahkan diri

la ilaha ill'Allah - dengan itu aku bertemu Tuhanku

Dia kemudian jatuh ke sujud dan ruhnya meninggalkan tubuhnya. Dan Beliau pun wafat pada tangga; 8 Robi’ul Akhir 1418 H(1997 M). Beliau dimakamkan di dekat ibunya.
Label: | edit post
0 Responses

Posting Komentar


Assalamu 'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarokatuh

Video Streaming Acara Akbar "Majelis Rasulullah"